Cinta Part 1
12.6.10 by Zaza in Label:

Apa?

Saya hanya ingin berbagi sedikit, tentang kata-kata yang saya dengar hari ini dari seorang Dik Doank. “Bahwa cinta itu diciptakan dengan tidak terstruktur dan berbentuk abstrak”. Pernyataan itu mungkin tidak cukup memuaskan anda untuk mendefinisikan cinta. Anda butuh penjelasan untuk menerjemahkah sebuah definisi yang (ternyata) cerdas tapi gak jelas (
just kidding...).

Cinta itu tidak terstruktur. Anda tidak hanya membagi cinta dan kasih sayang yang anda miliki hanya kepada orang-orang yang anda kenal. Misalnya kedua orang tua anda, saudara, kerabat, sahabat, suami atau isteri. Tapi cintailah semua orang secara luas, sebagaimana Allah SWT mengasihi semua hamba-Nya (termasuk yang mendustakan-Nya). Cinta itu tak hanya dibatasi oleh ikatan darah dan hati. Karena cinta itu tidak memiliki struktur yang terorganisir. Belajarlah untuk mencintai tetangga anda, temennya temen anda, sepupunya kakek temen anda, sahabatnya dari temen sepupu ibu anda, dan adik tante dari ayah sahabat anda yang kakeknya bertetangga dengan neneknya paman temen anda (saya tahu itu terlalu complicated, jadi gak usah dibayangin kayak gimana...). Cinta tak struktur juga mengartikan bahwa (meskipun sedikit dan dengan syarat) anda mencintai dan menyayangi orang-orang yang membenci anda, yang pernah menyakiti hingga menzhalimi anda, ataupun mereka yang bahkan tak pernah anda bayangkan dalam benak anda.

Meskipun cinta tidak terstruktur itu tak dibatasi oleh ikatan apapun, saya hanya ingin mengingatkan tentang sebuah hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bahwa jangan terlalu mencintai dan membenci dengan perasaan yang berlebihan. Yang saya tegaskan disini adalah bahwa ruang lingkup yang kita diskusikan kali ini adalah seberapa luas anda dapat menjamah cinta, bukan seberapa besar anda mampu mencurahkan cinta.

"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika."(HR. At-Tirmidzi)

Cinta itu abstrak. Tak seorang pun dapat memastikan seperti apa bentuk cinta sehingga anda dapat dengan tepat menempatkannya di sudut hati anda. Cinta juga memberikan akibat yang terlihat abstrak bagi orang-orang yang merasakannya. Misalnya senyum-senyum (bahkan ketawa sampai ngakak) sendirian. Ditambah lagi senyum-senyumnya itu di depan kaca dan dalam tempo yang tidak singkat sama sekali. Timingnya juga sering gak tepat, dan saya mengklasifikasikan hal ini sebagai bentuk keabstrakan cinta. Contoh yang pernah saya temukan adalah cinta (mungkin lebih tepat nafsu kali ya?) yang menggebu di detik-detik menjelang ujian kelulusan sekolah (agak berlebihan dikit sih...).

Yah kadang begitulah cinta...Abstrak, gak jelas kapan datangnya, gak jelas pada siapa ia akan berlabuh, gak jelas alasan kehadirannya, gak jelas seberapa lama ia mampu bertahan di hati anda, gak jelas sebesar apa anda mampu mencurahkan cinta itu, gak jelas bagaimana akhirnya perasaan itu tumbuh di hati anda, bahkan mungkin cinta itu menghampiri anda ketika anda masih gak jelas memaknai cinta.

=+=+=+=

Itu hanya segelintir cuap-cuap yang saya tuliskan dari sebuah kalimat sederhana yang dilontarkan oleh Dik Doang. Dari kata-kata yang sama, saya yakin banyak persepsi berbeda dari sudut pandang yang juga berbeda. Ada banyak definisi yang lebih bijak dari yang saya utarakan. Saya bukan Rumi yang mengartikan cinta melalui syairnya yang menyentuh. Saya juga bukan Shakespeare yang mengenalkan cinta lewat tulisan dan dramanya. Juga bukan Gibran yang secara gamblang membimbing cinta menuju kasih sayang-Nya yang luas tak terbatas.

I was just a zaza

Posting Komentar