seseorang bertanya,
“hey, mau mendengarkan ceritaku
tidak?”
bingung dan penasaran
kupersilahkan saja
“tahu tidak?”
begitu awal ceritanya
dan setelahnya...
“perasaan ini semakin sesak
mungkin galau
mungkin juga labil
sujud tengah malam tak terasa syahdu
lagi
zikir di keheningan tak lagi
menenangkan
tafakur dan muhasabah tidak
mendatangkan semangat baru
ayat-ayat cinta-Nya terasa kelu di
lidah
ikatan ukhuwah pun rasanya semakin
terurai
menyakitkan memang,
mungkin lebih tepat menyedihkan
inilah iman yang membeku, kawan
begitulah aku menamainya
sebagaimana futur yang kerap kali
menjangkit
bedanya, serangan kali ini terasa
begitu dingin...
kawan,
aku rindu kehangatan itu
ketika langkah kaki berlari merapat
pada satu barisan
ketika taujih mengguyur hingga
membasahi hati
ketika salam bertabur senyum kerinduan
yang membuncah
ketika jabat dan peluk mesra menyatukan
dua jiwa
ketika semua zikir dilakukan sebagai
simbol kemenangan
ketika fiqr berlabuh pada seruan ma`ruf
juga ketika lelah berhias sejuta senyum
kebahagiaan
kawan,
rengkuh aku kembali
ulurkan tanganmu untuk sekedar
menggapaiku
memelukku pada dekapan tarbiyah
jangan biarkan aku berkubang dalam
kefasikan...
bukankah Ia telah memberi perintah:
“saling menasihatilah dalam kebaikan
dan taqwa”