On The Way
8.5.10 by Zaza in Label:

Ilmu dan pengetahuan tidak hanya di dapat di bangku sekolah. Urgensi dari pembelajaran lebih dari sekedar ijazah dan title yang tertera di belakang sebuah nama. Pendidikan jangan di artikan sebagai pelajaran teks book yang diberikan guru kepada muridnya, atau dosen kepada mahasiswanya.

Setidaknya, itulah yang selalu aku tanamkan pada diriku. Bagiku, belajar dan segala proses yang teribat di dalamnya adalah sebuah simfoni yang indah. Belajar bisa di lakukan di mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Ibrah atau hikmah bisa di ambil dari setiap kejadian yang terjadi.

Dari perjalanan yang ku tempuh, aku belajar banyak hal. Tentang aku dan penumpang lainnya yang berada di angkot. Tentang supir dan para calo terminal. Tentang pedagang asongan dan pengamen jalanan dari berbagai jenjang umur.

Penumpang: Maunya naik angkot yang langsung jalan. Ya iyalah...Akhirnya, gak sedikit penumpang yang ngeloyor pergi ketika para calo maksa naik angkot yang dipromosikannya. Udah gitu, biasanya banyak juga nih pelajar yang mengurangi jumlah ongkosnya. Bilangnya sih "belakang bang...", padahal di belakangnya gak ada siapa-siapa gitu. Haduh...Udah gitu, dari pelajar sampe pekerja, kalau bayar ongkos maunya murah melulu...Padahal harga bensin udah selangit!

Supir angkot: Dengan egoisnya sambil mengatasnamakan 'mencari nafkah' bang sopir itu, hobinya ngetem. Di setiap perempatan, pengkolan, bahkan setiap gang, hobi banget ngerem mendadak kalau nemu penumpang. Padahal itu orang yang keliatan baru bayangannya doang...Lebay! Trus, kalau kembalian ongkos sering dikurang-kurangin lagi...Fhuih!

Calo: Maksa banget kalau nyuruh naik angkot kepada orang yang lewat. Kalau di gelengin, malah promosi makin gencar. "Langsung berangkat neng, berangkat...". Kalau di bilang "enggak bang", malah nanya-nanya mau kemana. Kalau di senyumin sambil melambaikan tangan mengisyaratkan tidak, malah digodain. Huh, emang gak jelas maunya apa...Sering ngebo`ongin penumpang lagi, pura-puranya jadi penumpang biar angkotnya kelihatan penuh...

Pengamen: Gonjrang-gonjreng di pintu angkot dengan suara yang kebanyakan pas-pasan merupakan kegiatan yang tak terlewati, terlebih jika penumpang angkotnya udah penuh. Menyanyikan satu sampai dua lagu kemudian membalikkan topi dan mulai mengabsen penumpang di dalamnya. Setelah itu, turun dari angkot dengan cara yang sedikit nekat. Bgeitulah rutinitas pengamen jalanan, bukan sesuatu yang buruk.

Untuk pengendara di jalan raya: Gunakan akal sehat kalian dalam mengemudi. Jujur, beberapa kali saya merasa terancam dengan gaya mengemudi kalian semua. Anda tidak hidup untuk diri anda sendiri saja, bung...


selalu ada hikmah di setiap langkah yang kita tempuh...

Posting Komentar